3 : Bersama
• ━━━━━━━━
Hari ini, jam ini, menit ini, detik ini bersama mu selamanya.
━━━━━━━━━ •
Sampai Shinsuke lulus dari Kuliah dan bekerja pun tak ada satupun kabar yang ia dapatkan tentang (name).
Salahkah Shinsuke menyebut (name) sebagai cinta pertama dan terakhirnya?
Sampai saat ini dia setia menunggu kedatangan gadis itu kembali kepadanya.
Entah apa yang gadis itu lakukan, Shinsuke tidak tahu. Apa yang dilakukan gadis itu? Shinsuke tidak tahu. Apa masa sulit yang dilalui gadis itu? Shinsuke tidak tahu.
Banyak wanita yang dikenalkan kepadanya, hatinya masih setia jatuh kepada gadis yang ia selamatkan bertahun-tahun yang lalu.
Menunggu dan terus menunggu, meskipun yang datang adalah kabar pernikahan gadis itu Shinsuke akan merelakannya pergi.
Siang hari yang lumayan terik, Shinsuke masih berada di ladang pertanian miliknya. Bekerja keras untuk menghasilkan padi-padi berkualitas.
Rindu. Shinsuke merindukan gadis itu.
(Name), nama yang terus-menerus melintasi pikirannya selama beberapa tahun belakangan ini.
"Jika kami dapat bertemu, bahkan hanya sedetik. Aku akan sangat bahagia," ucap Shinsuke.
• ━━━━━━━━
Koi no yokan
━━━━━━━━━ •
Shinsuke pergi untuk mengantarkan hasil pertanian miliknya, sedikit terkejut karena yang memesan adalah bapak yang mengawasi rumah (name) pada waktu itu.
"Beras yang berkualitas seperti biasa," puji bapak tersebut.
Shinsuke tersenyum. "Terima kasih banyak."
Karena sedang berada di sini, Shinsuke berpikiran untuk mampir lagi ke rumah kecil itu.
Ada sedikit harapan dan doa didalam hatinya agar dapat bertemu dengan sang pujaan hati. Meskipun kesempatan untuk bertemu hanya sebesar 0,9% persen saja.
Perasaan nostalgia muncul ketika melihat rumah kecil itu berada tepat didepan matanya.
Sore-sore yang ia habiskan bersama (name) sambil meminum secangkir teh hangat tak akan ia lupakan seumur hidupnya.
Dirinya lanjut melangkahkan kaki untuk mendekati rumah tersebut.
Mengetuk pintu itu terlebih dahulu meskipun sudah mengetahui tak ada siapapun didalam sana.
"Ah maaf, tunggu sebentar."
Shinsuke berkedip dengan cepat, memastikan dirinya tidak salah mendengar karena terlalu banyak berharap.
Ketika ia hendak kembali mengetuk pintu tersebut, secara mendadak pintu tersebut dibuka. Menampilkan seseorang yang sangat ia rindukan.
Kedua mata mereka bertemu, saling bertatapan satu sama lain.
"Shinsuke...?" tanya gadis itu.
Shinsuke diam untuk beberapa detik sebelum menjawab. "Iya, ini aku. Shinsuke."
Air matanya jatuh dan mengalir membasahi kedua pipi, doanya selama ini kembali dikabulkan. Dirinya dapat bertemu kembali dengan gadis yang ia cintai.
"Kenapa kau menangis?" Pelan-pelan (name) mendekat ke arah Shinsuke.
"Bukankah itu pertanyaan yang sangat bodoh? Sudahlah jelas kenapa air mataku jatuh sekarang," batin Shinsuke.
Shinsuke sempat hilang pikiran, dengan cepat Shinsuke menarik tangan tersebut lalu memeluknya erat sambil menangis.
"Aku merindukan mu, sangat."
(Name) terkejut karena tiba-tiba mendapat pelukan, tangannya sempat kaku bergerak untuk membalas pelukan Shinsuke. Namun pada akhirnya (name) membalas pelukan hangat tersebut sambil mengelus pelan punggung Shinsuke.
"Aku kembali."
"Selamat datang kembali."
Pelukan tersebut dilepas. Shinsuke langsung membungkuk meminta maaf.
"Maaf, sudah memeluk mu secara tiba-tiba."
"Tak apa, santai saja Shinsuke-kun."
"Ada yang ingin kau ceritakan kepadaku?"
"Tentu saja ada."
• ━━━━━━━━
Koi no yokan
━━━━━━━━━ •
Singkat cerita, (name) bercerita bahwa dirinya telah dibawa paksa untuk kembali ke Korea. Selama disana hidupnya semakin menderita, lingkungan hidupnya sangat buruk.
Pergaulan disana pun tergolong tidak sehat, dirinya mendapatkan perlakuan bullying yang sangat parah. Tapi, melaporkan hal tersebut kepada kedua orang tuanya pun tidak direspon secara baik.
uang yang (name) dapatkan, ia tabung untuk kabur kembali ke Jepang.
Meski begitu, rencana yang ia susun secara rapi pada akhirnya ketahuan. Ia pun meminta sebuah perjanjian kepada Ayahnya untuk mengembalikannya ke Jepang jika ia sudah bekerja selama 2 tahun di Korea.
Alasan pasti mengapa (name) diperlakukan secara buruk di keluarganya sendiri adalah kakaknya. (Name) dianggap sebagai anak yang gagal karena tidak mampu mengikuti jejak prestasi kakaknya.
Ia hanya dianggap sebagai hama dan aib dalam keluarga, sampai-sampai dengan kejamnya keluarga besar (name) memutuskan untuk mengirim (name) seorang diri ke Jepang dan mengurus sang nenek.
Disinilah (name) merasakan sebuah kehangatan dan indahnya sebuah keluarga meski hanya tinggal berdua dengan sang nenek tercinta.
Sayang sekali, nasibnya tertulis diatas kertas hitam. Yang berhak dan berkuasa atas segala sesuatu di dunia termasuk nyawa seorang manusia pun mengambil yang terkasih dalam hidup (name).
Hari ini Shinsuke berjanji akan datang ke rumah (name) pada malam hari sekitar jam 8 atau 9 malam.
Tak ada acara spesial, hanya kunjungan biasa karena lama tidak bertemu. Meskipun (name) sudah kembali ke Jepang, waktu mereka bertemu sangat jarang dalam satu minggunya.
Shinsuke sibuk bekerja di ladang pertaniannya dan (name) juga sibuk bekerja mengajar anak-anak kecil yang berada di sekitar rumahnya.
"Aku datang." Shinsuke mengetuk pintu rumah (name).
"Selamat datang," sambut (name).
Satu jam dilalui untuk makan malam dan ngobrol santai. Setelah itu Shinsuke untuk mengajak (name) keluar sebentar.
"Ada apa? kenapa kita keluar?" tanya (name).
Shinsuke berbalik, kini posisinya berhadapan dengan (name). " (Name), tolong tutup matamu sebentar," pinta Shinsuke.
(Name) hanya diam menuruti, lalu menutup kedua matanya.
Shinsuke berlutut dengan satu kakinya. Mempersiapkan sebuah kotak di salah satu tangannya. "Silahkan buka matamu."
Secara perlahan (name) membuka matanya, lalu ia dikejutkan dengan sebuah kotak cincin yang dibuka oleh Shinsuke.
"Izinkan aku menjadi pendamping hidup mu, menjagamu sampai akhir hayatku, (name)." Shinsuke menatap dalam-dalam kedua bola mata (name) sambil tersenyum hangat.
Tak kuasa (name) menahan air mata miliknya. "Shinsuke, kau orang yang baik. Ku mohon carilah seseorang yang lebih pantas dari pada memilih diriku."
"Salahkah dan berdosa kah diriku ini jika jatuh cinta pada dirimu (name)?" Shinsuke menatap sendu kedua manik cantik (name).
"Bukan seperti itu, ma-maksudku...bukakah ki—." Ucapan (name) terputus ketika Shinsuke menarik tangan kanannya dan mengecupnya lembut.
"Apakah ada pria lain yang lebih pantas menerima kehadiran dan cintamu selain diriku?" tanya Shinsuke.
(Name) menggeleng pelan. Tapi, ia masih merasa tidak yakin. Bolehkah ia menerima perlakuan spesial seperti ini? apakah nasib baik sedang mempermainkannya lalu akan menjatuhkan dirinya sedalam mungkin setelahnya?
"Shinsuke, berdosa kah diri ini jika jujur mengatakan bahwa aku juga telah mencintaimu?"
Shinsuke menggeleng pelan. "Tidak, tidak sama sekali."
"Lalu sudikah dirimu mengatakan "iya" pada diriku?"
Air mata semakin membanjiri pelupuk mata (name), bahagia dirinya dapat mendapatkan keberuntungan yang diturunkan dari surga. "Iya."
Shinsuke tersenyum lebar, meminta (name) untuk mengulurkan tangannya, memasang cincin tersebut di jari (name) lalu mencium tangan itu lembut.
"Terima kasih, cintaku."
Koi No Yokan
Bagian 3 : jika bukan bersamamu, maka bersama siapa lagi?
Selesai.
• —
Terima kasih telah membaca cerita singkat ini, apakah ada yang ingin disampaikan terkait cerita ini? 🙇♀️🙇♀️🙇♀️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top